GENG OKNUM - Kasus Pencurian Termos Es



Geng Oknum adalah sekumpulan anak muda yang punya minat menyelidiki berbagai peristiwa yang mereka jumpai, terutama hal-hal mengandung misteri ataupun kasus yang membutuhkan pemecahan. Terdiri dari tujuh anak muda, yakni: Roby, Aris, Dimas, Ade, Edy, Arul, dan Riyan. Tapi memang dalam beberapa kejadian, tidak selalu mereka bertujuh terlibat.

***

Pada kasus ini memang Geng Oknum tidak terlibat langsung, tapi bagaimanapun saya ceritakan, karena Geng Oknum ada didalamnya.

Bermula dari rencana menghabiskan waktu bersama pada hari minggu. Geng Oknum lagi kumpul di rumah Dimas, ngopi sambil menyantap hidangan spesial. Sate bekicot.

"Gimana ni bro rencana kita besok?" tanya Edy pada kawan-kawannya.

Yang lain tidak langsung menjawab, mungkin mereka lagi pada mikir, asyiknya mo ngapain gitu.

"Ah, otakku lagi buntu, aku mah ngikut aja," ucap Aris. "Yang penting heppy.." lanjutnya sambil mengambil sekaligus empat tusuk sate.

"Gimana kalo kita ke kota aja, sudah lama nggak jalan-jalan ke kota, maksudku Kota Propinsi, sekalian nostalgia tempatku study dulu," kata Ade mengajukan satu gagasan.

"Wah, masuk itu, yang lain gimana? Setuju?" balas Edy cepat.

Aris mengangguk, "Tadikan dah ku bilang, aku ngikut aja."

"Dim, kamu gimana?" tanya Edy pada Dimas yang lagi asyik menghabiskan satenya.

"Yoi, aku ikut," jawab Dimas cepat.

"Oke, kalo gitu deal ya besok pagi kita berangkat ke kota, mo naik motor apa bus?" putus Edy sembari minta pendapat rekan-rekannya.

"Bus aja Bro, lebih tenang," jawab Ade. Yang lainpun menyetujui.

Sekitar pukul delapan pagi mereka sudah kumpul di terminal, dan langsung naik ke bus yang berangkat sesuai tujuan.

Sekitar dua jam perjalanan, mereka sampai ditujuan. Aris mengajak kawan-kawannya menuju ke pusat perbelanjaan.

"Ada yang mau ku beli, mumpung ke sini," katanya.

Di pusat perbelanjaan, Aris memborong beberapa peralatan olahraga yang ia akan gunakan untuk berlatih. Memanglah pemuda satu ini suka sekali dengan aktifitas fisik, secara tidak langsung kegemarannya itu sangat membantu Geng Oknum dalam beberapa kasus.

Kota tujuan Geng Oknum memang kota yang ramai, dipusat kota banyak tempat perbelanjaan yang menawarkan aneka barang yang lebih murah ketimbang di daerah tempat mereka mukim. Setelah puas berputar-putar dan makan siang, Ade anggota Geng Oknum yang memiliki postur badan paling besar dan tinggi mengajak untuk mampir ke rumah kost dimana waktu ia sekolah dulu tinggal.

"Lama nggak ke sini, kangen juga ma Bapak kostku, kalian nggak keberatankan?" tanyanya meminta persetujuan kawan-kawannya.

"Pusat pendidikan tuh, aku seratus persen setuju, sekalian kita cuci mata, he he..." ujar Aris sambil mencolek Dimas. Temannya hanya tersenyum. 

Edypun menyetujui. "Jaraknya tidak terlalu jauh, dari pusat kota, sekitar 15 menit perjalanan naik angkot, ayo berangkat!"

Begitu sampai di rumah bapak kostannya dulu, Ade disambut dengan suka cita, "Waahh, tamu jauh rupanya, mari-mari..," ucap bapak kostnya. 

Mereka masuk, didalam ada beberapa pemuda yang rupanya bertamu, ada hal penting sepertinya sedang mereka bahas. Bapak Kost Ade yang bernama Kang So mempersilahkan mereka untuk duduk, tak lamapun minuman sudah tersaji, "Tambah gede badanmu De, ayo silahkan diminum," Kang So menawari.

Mereka minum sambil bercakap-cakap, beberapa pemuda disitu rupanya sudah dikenal oleh Ade, mereka sedang membicarakan satu kejadian yang dianggap menjengkelkan terjadi di sekitar kompleks mereka akhir-akhir ini. 

"Maling kerap beraksi!" jelas salah satu pemuda. 

"Apa yang dicuri Kang?" tanya Aris. 

"Macam-macamlah, tapi kebanyakan yang jadi sasaran barang-barang milik para pedagang yang berjualan disekitar kampus," jawab si yang bernama Sukri.

Geng Oknum saling melirik, dari percakapan mereka tahu, kalau Kang So dan kawan-kawannya memiliki tanggung jawab sebagai petugas penarik salar dan keamanan di wilayah mereka, jelas mereka geram dengan pencurian yang terjadi. 

"Ini sangat mencoreng nama kita," ungkap Kang So.

Edy si otak Geng Oknum duduk sambil menggaruk-garuk dagunya, tak lama dia bersuara, "Di pancing aja Kang."

"Maksudnya gimana?" tanya Kang So.

"Ya taruh aja semacam benda yang mencolok dan terlihat mudah diambil. Kemudian diintai. Kalau ada yang mendekat dan nyoba ngambil tinggal tangkep aja," jawab Edy.

Kang So manggut-manggut. Iapun kembali berdiskusi dengan rekan-rekannya, dan sepertinya cocok dengan gagasan Edy. "Kita langsung action aja sore ini," ajak Kang So.

Ketika salah satu rekannya bertanya barang apa yang mau jadi pancingan, Kang So menjawab, "Termos Es."

Selesai berdiskusi, para pemuda pamit, Kang So menawari Geng Oknum untuk menginap.

"Bagaimana?" tanya Ade pada yang lain.

"Okeh, aku sendiri penasaran dengan akhir pencurian ini," Dimas menanggapi.

Merekapun akhirnya menginap. Kang So sendiri sibuk bersama kawan-kawannya untuk menjalankan strategi yang sudah mereka diskusikan. "Kalian mau ikut?" tanya Kang So menawari Geng Oknum menjebak si pencuri.

"Sebaiknya kita di sini aja Kang, soalnyakan kita cuman tamu, yang penting kalo ada hasilnya kami di kabarin," jawab Edy.

Sekitar pukul sepuluh malam saat Ade dan kawan-kawan menikmati teh suguhan ibu kost Ade, terdengar suara gaduh dari luar, segera mereka beranjak bangkit. Diluar disamping rumah kost sudah ramai orang-orang berkumpul, ada Kang So dan rekan-rekannya dan para pemuda lain. 

Satu lelaki tampak duduk berjongkok dengan tangan terikat. Terdengar suara Kang So, ia menjelaskan kalau lelaki yang terikat itu pencuri yang sudah meresahkan warga, mereka sudah berhasil menangkapnya. 

Salah satu pemuda yang bersama Kang So mulai bicara keras, "Ayo! Siapa yang mau kasih pelajaran buat pencuri ini kami persilahkan!" selesai bicara beberapa pemuda mendekati sipencuri, tanpa ba bi bu langsung melayangkan bogem mentah mereka ketubuh pencuri. Jelas si pencuri melolong-lolong terkena pukulan bertubi-tubi dari warga.

Geng Oknum kaget melihat kebrutalan warga, mereka langsung menghampiri, mencegah aksi makin menjadi. "Sudah-sudah! Bapak-bapak mohon tenang! Lebih baik pencurinya kita bawa ke kantor polisi, biar diproses secara hukum!" 

Kang So yang mengenal Ade dan rekan-rekannya menuruti, iapun meminta para warga menghentikan aksinya. Pencuri segera digelandang menuju kantor polisi, untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.

Cukup lama Kang So dan rekan-rekannya ke kantor polisi, setiba di rumah sudah hampir pukul tiga malam.

Geng Oknum memang sengaja belum tidur, mereka ingin tahu kabar yang di bawa Kang So dari kantor polisi.

"Proses pelaporannya makan waktu," kata Kang So setibanya di rumah. "Kita musti njelasin secara mendetail kejadiannya," lanjutnya.

"Iya Kang, terus si pencurinya gimana Kang?" tanya Aris.

"Jelas di sel dong Mas Bro!" tukas Edy yang merasa geli dengan pertanyaan Aris yang kurang berbobot.

"He eh, betul, sekarang dah ndekem di bui tu orang. Yah semoga bisa kapok," timpal Kang So.

"Syukur Kang, brarti dah aman daerah sini dari pencurian," ujar Ade.

Kang So mengangguk, "Semua ini juga lantaran gagasan kalian, pencuri berhasil kita jebak."

Selanjutnya menurut penuturan Kang So, rupanya pencuri itu masih terhitung warga sendiri, alasan pencurian yang dilakukannya didasari karena kebutuhan ekonomi, alasan klise memang. 

Buat Geng Oknum kasus ini sudah selesai. Esoknya mereka pamit, untuk kembali ke tempat mereka tinggal.

Sekian.


Kumpulan Cerita Misteri, Cerita Silat, Cerita Horor, Cerita Remaja, Cerita Anak, Cerita Religi, Cerita Lucu, Cerita Sejarah, Cerita Petualangan, Cerita Detektif, Cerita Pendek, Cerita Serial, dll.

Post a Comment

Previous Post Next Post