Tidak Berangkat Sekolah


"Kevin, Kevin... Bangun nak, sudah pagi, ayok mandi trus ke sekolah.."

Suara Bunda terdengar membangunkan si kecil yang masih asyik pulas dalam tidurnya.

Yang dibangunkan menggeliat sesaat, tapi tak lantas bangun, malahan menutupi muka dengan bantal guling.

"Ayo dong Kevin, bangun, sekolah biar pinter.." Bujuk Bunda dengan sabar.

Beberapa saat si kecil membuka matanya, mengerjap sejenak, dan dengan gerak lambat bangun dari tidurnya, duduk diam di atas kasur mengucak-ngucak matanya.

Melihat Kevin sudah bangun, Bunda membiarkan si kecil yang belum sepenuhnya sadar. Beranjak menuju kamar mandi, mengisi panci dengan air dan menjerangnya untuk mandi si kecil.

Ayah yang baru selesai berpakaian menengok si kecil yang duduk diam dengan wajah kusut.

"Haa Kevin dah bangun rupanya, wih dah mo mandi trus sekolah yaa..."

Tak ada sahutan, wajah si kecil tampak tak bergairah dan terlihat lemas.

"Eh, kok dedek diam aja sih, apa gak enak badan nih?" ucap ayah dan memegang kening si kecil.

Dahinya normal. Tapi kenapa wajah anaknya terlihat pucat dan bibirnya cemberut begitu?

"Bun, Bun.." panggil ayah.

Bunda yang lagi sibuk di dapur bergegas mendatangi. "Kenapa Yah?"

"Ini nih, lihat tuh wajah anakmu. Apa dia sakit ya?"

Bunda memandangi wajah anaknya yang sekarang sudah sekolah di TK itu.

Yang di pandangi menundukkan wajah dan kembali mengucak-ngucak matanya.

Usapan halus tangan Bunda membelai kepala Kevin. "Dedek gak enak badan ya? Nggak semangat sekolah?"

Si kecil terus mengucak-ngucak matanya.

Bunda memalingkan wajah ke ayah meminta pendapat.

"Ya udah Bun, mungkin dedek kecapean, gak semangat sekolah. Biar dedek di rumah aja hari ini, nanti kamu minta ijinin buat dedek." kata ayah memutuskan.

Kembali Bunda mengusap rambut si kecil, "Tuh dek, kata ayah dedek gak pha-pha kok hari ini gak sekolah, dedek kecapeaan ya..? "

Kali ini terlihat anggukan di kepala si kecil.

Tak lama kemudian ayahpun pamit kerja.

Siangnya saat ayah pulang kerja dilihatnya si Kevin sedang main lato-lato di serambi. Melihat ayahnya pulang si kecil spontan melempar lato-lato yang sedang dimainkannya dan berlari menubruk ayah.

"Ha haa, wah dah semangat nih kayaknya dedek," ucap ayah dan menggendong tinggi-tinggi si kecil.

"Bunda dimana?"

"Masak yah." jawab Kevin cepat.

"Dedek mau jalan-jalan dulu naik motor sama ayah?" ujar ayah menawari.

"Mau yah."

"Ya udah, ayo." ajak ayah. Dan tanpa berganti pakaian terlebih dulu iapun menggendong si kecil dan menaruhnya di atas jok motor. "Dedek duduk depan ya.."

Untuk menyenangkan anaknya, sang ayah berkeliling komplek sebentar dengan motor.

Setiba kembali di rumah, ayah berganti pakaian, sedang Kevin kembali asyik bermain lato-lato.

Setelah berganti baju, ia melangkah kedapur, menengok si isteri yang sedang sibuk memasak.

"Wih, masak apa Bun?"

"Tumis kangkung yah. Tadi barusan darimana sama si kecil yah, Bunda tengok dah kabur aja pake motor."

"Biasalah, ajak Kevin jalan-jalan seputaran komplek. Gak rewel dia tadi di rumah?"

"Enggak yah, habis mandi dan sarapan, semangat lagi tu Kevin." jawab Bunda sambil nyengir.

"Alhamdulillah kalau gitu, ayah lihat rumah dah rapih Bun, pasti Bunda capek ya beberes."

Bunda tersenyum tak langsung menjawab, tangannya dengan cekatan mematikan kompor, mengambil mangkuk dan menuangkan sayur tumis kedalamnya.

"Nanti Bunda ceritain deh yah."

Selesai menyiapkan masakan di meja makan Bunda ke ruang tamu dan memanggil si kecil Kevin, "Dedek, sini, ayah pengen tahu dedek ngapain aja di rumah."

Si Kevin masuk dan memeluk Bundanya.

"Sini yah," lambai tangan Bunda meminta ayah duduk di sampingnya di ruang tamu. Ayah segera mendekat.

Sambil memangku si kecil Bunda berucap, "Tadi dedek pinter lho yah."

"Pinter? Dedekkan memang pinter, tadi pinter ngapain Bun?"

"Ayah tahu nggak, dari pagi tu dedek bantuin Bunda lho beres-beres rumah."

"Widih, apa iya Vin?" tanya ayah seakan tak percaya memandangi anaknya.

Si kecil mengangguk-angguk.

"Memang dedek bantu-bantu apa aja Bun?"

"Banyak lho yah, nyapu, beresin ruang tamu, lipet-lipet baju, pokoknya pinter-pinter lho yah." jelas Bunda dengan bangga.

Ayah tersenyum, "Pinter banget dedek, nanti ayah beliin jajan deh... Hmm.. pasti dedek gak enak ya sama Bunda, tadi gak berangkat sekolah? Makanya hari ini bantu-bantu kerjaan di rumah, iyakan?"

Si kecil tak menjawab, hanya tersipu malu saat rambutnya di usap-usap oleh ayah.

Sekian.

Kumpulan Cerita Misteri, Cerita Silat, Cerita Horor, Cerita Remaja, Cerita Anak, Cerita Religi, Cerita Lucu, Cerita Sejarah, Cerita Petualangan, Cerita Detektif, Cerita Pendek, Cerita Serial, dll.

Post a Comment

Previous Post Next Post